Rabu, 09 Oktober 2013

TRACTUS PIRAMIDALIS



TRAKTUS PIRAMIDALIS

I. PENDAHULUAN
Untuk mencapai otot tubuh, pusat perintah motorik di sistem saraf pusat harus melewati upper motor neuron dan bersinaps dengan lower motor neuron.
Upper motor neuron merupakan rangkaian awal neuron yang belum meninggalkan sistem saraf pusat, terletak di korteks motorik. Traktus piramidalis merupakan bagian dari upper motor neuron yang penting.
Lower motor neuron membawa pesan ke seluruh otot tubuh, terletak di anterior medula spinalis. Lower motor neuron sendiri terdiri dari saraf-saraf kranial dan saraf-saraf spinal. Badan sel neuron ini berada di batang otak tapi aksonnya meninggalkan sistem saraf pusat dan bersinaps dengan otot-otot tubuh. Saraf-saraf kranial tidak seluruhnya memiliki komponen lower motor neuron; seperti N I, N II, dan N VIII tidak memiliki komponen motorik.

II. TRAKTUS PIRAMIDALIS
Merupakan kelompok serabut yang membawa pesan untuk pergerakan motor volunter ke lower motor neuron di batang otak dan korda spinalis.
Kira-kira 80% badan sel traktus piramidalis berlokasi di girus pre sentralis dari ;obus frontalis, yang juga dikenal dengan korteks motorik. Sebagian besar sel-sel yang berlokasi di sini yang aksonnya merupakan bagian dari traktus piramidalis disebut sel-sel piramidal. Yaitu sel-sel di lapisan kelima korteks motorik, yaitu sel-sel Betz daerah korteks girus presentralis/area Broadman 4, sel fusiform korteks Broadman 4 dan arean Broadman 6.
            Sekitar 20% serabut saraf traktus piramidalis juga berasal dari girus post sentralis lobus parietalis, pada area Broadman 1,2,3.
Penelitian yang dilakukan oleh Penfield (1930-an) adalah mengenai stimulasi sebagian kecil daerah korteks motorik dan gambaran (pemetaan) pergerakannya. Sehingga, pada akhirnya, Penfield dapat menyusun gambaran peta somatotopik yang stereotipik dari bagian-bagian korteks motorik  (motor homunculus).
Neuron yang mengontrol pergerakan wajah dan mulut terletak dekat sulcus Sylvii atau fissura lateralis
Neuron yang mengontrol pergerakan otot paha dan tungkai terletak dekat bagian medial fissure longitudinal dan sulcus centralis
Homunculus memiliki gambaran wajah dan mulut yang besar, karena sangat banyak bagian UMN yang mempersarafi daerah ini

Hasil penelitian Penfield menunjukkan bahwa stimulasi pada beberapa area korteks motorik yang berbeda dapat menyebabkan kontraksi satu otot tertentu (hampir 50% daerah korteks menstimulasi pergerakan tungkai). Juga, terbukti bahwa stimulasi satu neuron korteks motorik dapat menstimulasi atau inhibisi neuron motorik spinal dari beberapa otot yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa sekelompok neuron pada korteks yang saling berhubungan sebenarnya bekerja mengontrol koordinasi kontraksi dan relaksasi otot yang menyebabkan gerakan tertentu.
            Tanpa melihat lokasi dari badan selnya, serabut saraf traktus piramidalis mulai turun dari korteks sebagai corona radiata sebelum membentuk capsula interna.
Traktus piramidalis berjalan langsung dan bersifat monosinaps, yang berarti akson-akson dari neuron-neuronnya tidak bersinaps dengan sel-sel lain sampai mencapai tujuan akhir mereka yaitu batang otak dan korda spinalis. Hubungan langsung antara korteks dengan lower motor neuron memungkinkan pesan ditransmisikan dengan sangat cepat dari sistem saraf pusat ke perifer.
Serabut saraf yang bersinaps dengan nervus kranialis membentuk traktus kortikobulbar. Yang dimaksud dengan bulbar adalah batang otak (otak tengah, pons, dan medula).
Serabut saraf yang bersinaps dengan nervus spinalis mengirim informasi untuk pergerakan volunter ke otot skelet membentuk traktus kortikospinal.

TRAKTUS KORTIKOSPINAL
Serabut yang berasal dari korteks motorik akan berjalan secara konvergen melalui corona radiata massa putih serebri menuju tungkai posterior capsula interna. Lalu berkumpul merapat dalam susunan somatotropik dan memasuki bagian tengah pedunculus otak tengah. Serat-serat yang merupakan berkas padat berjalan turun ke bawah di tengah pons dan kemudian muncul melewati piramid. Dari bagian ventral medula oblongata, serabut saraf kortikospinal terlihat seperti gambaran piramid. Inilah yang menyebabkan penamaan traktus piramidalis.


[Dorsolateral Motor Tract] [Ventrmedial Motor Tract]

Pada piramid di daerah inferior dari medula, 85-90 % serabut saraf kortikospinal menyilang ke sisi lain dari otak melalui garis tengah (decusasio piramidalis)..Disebut traktus kortikospinal lateralis atau traktus piramidalis lateralis.  Sisanya 10-15 % terus berjalan ipsilateral dalam funiculus anterior. Karena berjalan turun sepanjang sisi korda spinalis, serabut saraf yang tidak menyilang yang bersinaps dengan nervus spinalis pada sisi ipsilateral dari tubuh disebut traktus piramidalis direk. Juga disebut traktus piramidalis ventralis atau traktus kortikospinal anterior sebab mereka berjalan turun melalui aspek ventral dari korda spinalis.

Traktus kortikospinal menstimulasi motor neuron pada medulla spinalis yang bertugas menggerakkan otot-otot aksial tubuh, tangan dan tungkai. Traktus kortikospinal lateral berakhir di motor neuron yang bekerja untuk pergerakkan sebagian besar segmen distal tangan dan tungkai. Sedangkan traktus kortikospinal medial berakhir di motor neuron untuk pergerakkan otot aksial tubuh dan segmen proksimal tangan dan tungkai.
Nervus spinalis hanya menerima inervasi kontralateral dari traktus kortikospinalis. Ini berarti lesi traktus piramidalis unilateral di atas titik persilangan pada piramid akan menyebabkan paralisis otot yang dipersarafi nervus spinalis di sisi berlawanan dari tubuh. Sebagai contoh, lesi di sisi kiri traktur piramidalis di atas titik persilangan dapat menyebabkan paralisis sisi kanan tubuh.

TRAKTUS KORTIKOBULBAR
Traktus kortikobulbar membawa pesan motorik yang paling penting untuk bicara dan menelan. Akson kortikobulbar dari korteks berjalan turun diantara genu atau ikatan dari kapsula interna


Serabut traktus kortikobulbar meninggalkan traktus piramidalis pada daerah otak tengah dan melakukan perjalanan ke arah dorsal.. Di dalam perjalanannya menuju nukleus saraf otak, ada beberapa serabut saraf yang menyilang sedangkan sisanya tetap berjalan ipsilateral. Nukleus yang terlibat adalah saraf otak yang mengontrol persarafan volunter otot wajah dan mulut, n.V, n.VII (keluar dari pons), n.IX, n.X, n.XI dan n.XII (keluar dari medulla oblongata).
            Berkas saraf lain juga harus disebutkan. Berasal dari daerah mata area Broadmann 4 dan tidak pada girus presentralis. Impuls-impulsnya menghasilkan gerakan konjugat dari mata. Disebut traktus kortikomesensefalik, tetapi ada persetujuan umum memasukkan traktus ini sebagai traktus kortikonuklearis.
            Setelah berkas ini meninggalkan area 8, serat bergabung dengan serat traktus piramidalis dalam corona radiata. Kemudian berjalan lebih ventral dalam ekstremitas posterior capsula interna, sampai akhirnya berbelok ke caudal dalam perjalanannya ke nuklei saraf motorik mata : N.III, N.IV (keluar dari mesencephalon), N.VI (keluar dari pons). Tidak jelas di mana serat traktus kortikomesensefalik berakhir. Hanya diketahui bahwa serat tidak bersinaps secara langsung dengan nuklei okulomotor.

      

Hampir semua nervus kranialis menerima inervasi bilateral dari serabut saraf traktus piramidalis. Ini berarti bahwa keduanya, yakni anggota kanan dan kiri dari sepasang nervus kranialis diinervasi oleh daerah korteks motorik hemisfer kanan dan kiri. Sehingga jika ada lesi unilateral dari traktus piramidalis, kedua sisi tubuh yang terhubung dengan nervus kranialis tetap menerima pesan motorik dari korteks. Pesan untuk pergerakan ini mungkin tidak sekuat sebelumnya tapi tidak akan menyebabkan paralisis.
Dua pengecualian untuk pola ini adalah fungsi N XII yang menginervasi pergerakan lidah dan bagian dari N VII yang menginervasi otot muka bagian bawah. Mereka hanya menerima inervasi kontralateral dari traktus piramidalis. Ini berarti mereka menerima informasi hanya dari serabut saraf di sisi berlawanan dari otak. Oleh sebab itu, lesi unilateral upper motor neuron dapat menyebabkan ‘facial drop’ unilateral atau masalah dengan pergerakan lidah di sisi berlawanan dari tubuh. Sebagai contoh, lesi di serabut saraf kiri traktus piramidalis menyebabkan ‘facial drop’ sisi kanan dan kesulitan gerak sisi kanan lidah.
Karena sebagian besar nervus kranialis menerima inervasi bilateral, lesi upper motor neuron di traktus piramidalis pasti bilateral sehingga menyebabkan kesulitan bicara yang serius ( efek dari ketidakmampuan menggerakkan lidah dan paralisis bagian bawah muka ).
Di lain pihak lesi unilateral lower motor neuron dapat menyebabkan paralisis. Hal ini terjadi karena lower motor neuron merupakan jalur terakhir dari perjalanan pesan neural ke otot tubuh. Pada tingkat lower motor neuron tidak ada rute alternatif untuk penyampaian pesan dari otak ke perifer. Otot di sisi yang sama dengan lesi akan terpengaruh.
Lesi di nukleus nervus kranialis di batang otak disebut lesi bulbar. Menyebabkan paralisis yang disebut bulbar palsy’.
Lesi pada akson nervus kranialis  disebut lesi perifer.
Karena nervus kranialis adalah lower motor neuron maka lesi bulbar dan lesi perifer merupakan lesi pada jalur akhir.
Bila terjadi lesi bilateral di upper motor neuron, menyebabkan paralisis yang mirip dengan bulbar palsy’. Sehingga disebut dengan pseudo-bulbar palsy..
Jika lesi terjadi di batang otak dan merusak nukleus nervus kranialis dan satu sisi dari upper motor neuron di traktus piramidalis, dapat terjadi suatu kondisi yang dikenal dengan alternating hemiplegi. Lesi di nukleus nervus kranialis menyebabkan paralisis pada struktur yang dipersarafinya di sisi tubuh yang sama dengan lesi. Karena traktus piramidalis menginervasi kontralateral dari saraf spinalis, kerusakan dari upper motor neuron pada saat yang sama akan menyebabkan paralisis dari struktur yang berbeda di sisi tubuh yang berlawanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar