TRAKTUS PIRAMIDALIS
I. PENDAHULUAN
Untuk mencapai otot
tubuh, pusat perintah motorik di sistem saraf pusat harus melewati upper
motor neuron dan bersinaps dengan lower motor neuron.
Upper motor neuron merupakan rangkaian awal neuron yang belum meninggalkan sistem saraf
pusat, terletak di korteks motorik. Traktus piramidalis merupakan
bagian dari upper motor neuron yang penting.
Lower motor neuron membawa pesan ke seluruh otot tubuh, terletak di anterior medula
spinalis. Lower motor neuron sendiri terdiri dari saraf-saraf kranial
dan saraf-saraf spinal. Badan sel neuron ini berada di batang otak tapi
aksonnya meninggalkan sistem saraf pusat dan bersinaps dengan otot-otot tubuh.
Saraf-saraf kranial tidak seluruhnya memiliki komponen lower motor neuron;
seperti N I, N II, dan N VIII tidak memiliki komponen motorik.
II. TRAKTUS PIRAMIDALIS
Merupakan kelompok
serabut yang membawa pesan untuk pergerakan motor volunter ke lower motor neuron di batang otak dan
korda spinalis.
Kira-kira 80%
badan sel traktus piramidalis berlokasi di girus pre sentralis dari ;obus
frontalis, yang juga dikenal dengan korteks motorik. Sebagian besar
sel-sel yang berlokasi di sini yang aksonnya merupakan bagian dari traktus
piramidalis disebut sel-sel piramidal. Yaitu sel-sel di lapisan kelima korteks
motorik, yaitu sel-sel Betz daerah korteks
girus presentralis/area Broadman 4, sel fusiform korteks Broadman 4 dan arean
Broadman 6.

Sekitar 20% serabut
saraf traktus piramidalis juga berasal dari girus post sentralis lobus
parietalis, pada area Broadman 1,2,3.
Penelitian yang
dilakukan oleh Penfield (1930-an) adalah mengenai stimulasi sebagian kecil
daerah korteks motorik dan gambaran (pemetaan) pergerakannya. Sehingga, pada
akhirnya, Penfield dapat menyusun gambaran peta somatotopik yang stereotipik
dari bagian-bagian korteks motorik (motor
homunculus).

Neuron yang
mengontrol pergerakan wajah dan mulut terletak dekat sulcus Sylvii atau fissura lateralis
Neuron yang
mengontrol pergerakan otot paha dan tungkai terletak dekat bagian medial fissure longitudinal dan sulcus centralis
Homunculus
memiliki gambaran wajah dan mulut yang besar, karena sangat banyak bagian UMN
yang mempersarafi daerah ini
Hasil penelitian
Penfield menunjukkan bahwa stimulasi pada beberapa area korteks motorik yang
berbeda dapat menyebabkan kontraksi satu otot tertentu (hampir 50% daerah korteks
menstimulasi pergerakan tungkai). Juga, terbukti bahwa stimulasi satu neuron
korteks motorik dapat menstimulasi atau inhibisi neuron motorik spinal dari
beberapa otot yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa sekelompok neuron
pada korteks yang saling berhubungan sebenarnya bekerja mengontrol koordinasi
kontraksi dan relaksasi otot yang menyebabkan gerakan tertentu.
Tanpa
melihat lokasi dari badan selnya, serabut saraf traktus piramidalis mulai turun
dari korteks sebagai corona radiata
sebelum membentuk capsula interna.
Traktus piramidalis berjalan langsung dan
bersifat monosinaps, yang berarti akson-akson dari neuron-neuronnya tidak
bersinaps dengan sel-sel lain sampai mencapai tujuan akhir mereka yaitu batang
otak dan korda spinalis. Hubungan langsung antara korteks dengan lower motor
neuron memungkinkan pesan ditransmisikan dengan sangat cepat dari sistem
saraf pusat ke perifer.
Serabut saraf yang bersinaps dengan nervus
kranialis membentuk traktus kortikobulbar. Yang dimaksud dengan
bulbar adalah batang otak (otak tengah, pons, dan medula).
Serabut saraf yang bersinaps dengan nervus
spinalis mengirim informasi untuk pergerakan volunter ke otot skelet membentuk traktus
kortikospinal.
TRAKTUS KORTIKOSPINAL
Serabut yang berasal dari korteks motorik akan
berjalan secara konvergen melalui corona
radiata massa putih serebri menuju tungkai posterior capsula interna. Lalu berkumpul merapat dalam susunan somatotropik
dan memasuki bagian tengah pedunculus
otak tengah. Serat-serat yang merupakan berkas padat berjalan turun ke bawah di
tengah pons dan kemudian muncul melewati piramid. Dari bagian ventral medula
oblongata, serabut saraf kortikospinal terlihat seperti gambaran piramid.
Inilah yang menyebabkan penamaan traktus piramidalis.
![[Dorsolateral Motor Tract]](file:///C:\DOCUME~1\ABDI\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![[Ventrmedial Motor Tract]](file:///C:\DOCUME~1\ABDI\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
Pada piramid di daerah inferior dari medula,
85-90 % serabut saraf kortikospinal menyilang ke sisi lain dari otak melalui
garis tengah (decusasio piramidalis)..Disebut
traktus kortikospinal lateralis atau traktus piramidalis
lateralis. Sisanya 10-15 % terus
berjalan ipsilateral dalam funiculus
anterior. Karena berjalan turun sepanjang sisi korda spinalis, serabut
saraf yang tidak menyilang yang bersinaps dengan nervus spinalis pada sisi ipsilateral
dari tubuh disebut traktus piramidalis direk. Juga disebut traktus
piramidalis ventralis atau traktus kortikospinal anterior
sebab mereka berjalan turun melalui aspek ventral dari korda spinalis.

Traktus kortikospinal menstimulasi motor neuron
pada medulla spinalis yang bertugas menggerakkan otot-otot aksial tubuh, tangan
dan tungkai. Traktus kortikospinal lateral berakhir di motor neuron yang
bekerja untuk pergerakkan sebagian besar segmen distal tangan dan tungkai.
Sedangkan traktus kortikospinal medial berakhir di motor neuron untuk
pergerakkan otot aksial tubuh dan segmen proksimal tangan dan tungkai.
Nervus spinalis hanya menerima inervasi
kontralateral dari traktus kortikospinalis. Ini berarti lesi traktus
piramidalis unilateral di atas titik persilangan pada piramid akan menyebabkan
paralisis otot yang dipersarafi nervus spinalis di sisi berlawanan dari tubuh.
Sebagai contoh, lesi di sisi kiri traktur piramidalis di atas titik persilangan
dapat menyebabkan paralisis sisi kanan tubuh.
TRAKTUS KORTIKOBULBAR
Traktus kortikobulbar membawa pesan motorik
yang paling penting untuk bicara dan menelan. Akson kortikobulbar dari korteks
berjalan turun diantara genu atau ikatan dari kapsula interna
Serabut traktus kortikobulbar meninggalkan
traktus piramidalis pada daerah otak tengah dan melakukan perjalanan ke arah
dorsal.. Di dalam perjalanannya menuju nukleus saraf otak, ada beberapa serabut
saraf yang menyilang sedangkan sisanya tetap berjalan ipsilateral. Nukleus yang
terlibat adalah saraf otak yang mengontrol persarafan volunter otot wajah dan
mulut, n.V, n.VII (keluar dari pons), n.IX, n.X, n.XI dan n.XII (keluar dari medulla oblongata).
Berkas saraf lain juga
harus disebutkan. Berasal dari daerah mata area Broadmann 4 dan tidak pada
girus presentralis. Impuls-impulsnya menghasilkan gerakan konjugat dari mata.
Disebut traktus kortikomesensefalik,
tetapi ada persetujuan umum memasukkan traktus ini sebagai traktus kortikonuklearis.
Setelah berkas ini
meninggalkan area 8, serat bergabung dengan serat traktus piramidalis dalam corona
radiata. Kemudian berjalan lebih ventral dalam ekstremitas posterior capsula interna, sampai akhirnya
berbelok ke caudal dalam perjalanannya ke nuklei saraf motorik mata : N.III,
N.IV (keluar dari mesencephalon),
N.VI (keluar dari pons). Tidak jelas
di mana serat traktus kortikomesensefalik
berakhir. Hanya diketahui bahwa serat tidak bersinaps secara langsung dengan nuklei okulomotor.


Hampir semua nervus kranialis menerima inervasi
bilateral dari serabut saraf traktus piramidalis. Ini berarti bahwa keduanya,
yakni anggota kanan dan kiri dari sepasang nervus kranialis diinervasi oleh
daerah korteks motorik hemisfer kanan dan kiri. Sehingga jika ada lesi
unilateral dari traktus piramidalis, kedua sisi tubuh yang terhubung dengan
nervus kranialis tetap menerima pesan motorik dari korteks. Pesan untuk
pergerakan ini mungkin tidak sekuat sebelumnya tapi tidak akan menyebabkan
paralisis.
Dua pengecualian untuk pola ini adalah fungsi N
XII yang menginervasi pergerakan lidah dan bagian dari N VII yang menginervasi
otot muka bagian bawah. Mereka hanya menerima inervasi kontralateral dari
traktus piramidalis. Ini berarti mereka menerima informasi hanya dari serabut
saraf di sisi berlawanan dari otak. Oleh sebab itu, lesi unilateral upper motor
neuron dapat menyebabkan ‘facial drop’ unilateral atau masalah dengan
pergerakan lidah di sisi berlawanan dari tubuh. Sebagai contoh, lesi di serabut
saraf kiri traktus piramidalis menyebabkan ‘facial drop’ sisi kanan dan
kesulitan gerak sisi kanan lidah.
Karena sebagian besar nervus kranialis menerima inervasi bilateral,
lesi upper motor neuron di traktus piramidalis pasti bilateral sehingga
menyebabkan kesulitan bicara yang serius ( efek dari ketidakmampuan
menggerakkan lidah dan paralisis bagian bawah muka ).
Di lain pihak lesi unilateral lower motor
neuron dapat menyebabkan paralisis. Hal ini terjadi karena lower motor
neuron merupakan jalur terakhir dari perjalanan pesan neural ke otot tubuh.
Pada tingkat lower motor neuron tidak ada rute alternatif untuk penyampaian
pesan dari otak ke perifer. Otot di sisi yang sama dengan lesi akan
terpengaruh.
Lesi di nukleus nervus kranialis di batang otak
disebut lesi bulbar. Menyebabkan paralisis yang disebut ‘bulbar
palsy’.
Lesi pada akson nervus kranialis disebut lesi perifer.
Karena nervus kranialis adalah lower motor neuron maka lesi
bulbar dan lesi perifer merupakan lesi pada jalur akhir.
Bila terjadi lesi bilateral di upper motor
neuron, menyebabkan paralisis yang mirip dengan ‘bulbar palsy’.
Sehingga disebut dengan pseudo-bulbar palsy..
Jika lesi terjadi di batang otak dan merusak nukleus nervus kranialis
dan satu sisi dari upper motor neuron di traktus piramidalis, dapat
terjadi suatu kondisi yang dikenal dengan alternating hemiplegi.
Lesi di nukleus nervus kranialis menyebabkan paralisis pada struktur yang
dipersarafinya di sisi tubuh yang sama dengan lesi. Karena traktus piramidalis
menginervasi kontralateral dari saraf spinalis, kerusakan dari upper motor
neuron pada saat yang sama akan menyebabkan paralisis dari struktur yang
berbeda di sisi tubuh yang berlawanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar