Jumat, 28 Februari 2014

APPENDEKTOMI TERBUKA PADA ANAK



APENDEKTOMI TERBUKA (anak)
Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan dengan membuang apendik vermiformis
b. Indikasi operasi
- apendisitis akut
- periapendikuler infiltrat
- apendisitis perforata
c.  Kontra indikasi (tidak ada)
d. Diagnosis Banding
- Batu ureter kanan
- Kelainan ginekologi
- Tumor cecum
- Crohn’s disease
- Kehamilan ektopik terganggu
e. Pemeriksaan penunjang
  • Laboratorium rutin dan Urine lengkap (untuk wanita ditambahkan PPT)
  • USG abdomen (tidak rutin)
Teknik Operasi
  • Posisi terlentang, dalam general anestesi.
  • Aseptik dan antiseptik seluruh abdomen dan dada bagian bawah, kemudian lapangan operasi dipersempit dengan kain steril.
  • Insisi mid transversal umbilikal kanan → diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai aponeurosis MOE (Muskulus Oblikus Eksternus)  → MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya, kemudian diperlebar ke lateral dan ke medial dengan pertolongan pinset anatomi.
  • Wound Haak tumpul dipasang di bawah MOE → tampak MOI (Muskulus Oblikus Internus) → buka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri searah dengan seratnya sampai tampak lemak peritoneum, dengan haak LangenBack otot dipisahkan → Haak dipasang di bawah muskulus tranversus abdominis.
  • Peritoneum yang berwaran putih dipegang dengan menggunakan 2 pinset Chirurgis dan dibuka dengan gunting → perhatikan apa yang keluar: pus, udara atau cairan lain (darah, feses dll), periksa kultur dan tes kepekaan kuman dari cairan yang keluar tsb.
  • Kemudian Wound Haak diletakkan di bawah peritoneum → sekum (yang berwarna lebih putih, memiliki tanea koli dan haustra) dicari dan diluksir.
  • Apendiks yang basisnya terletak pada pertemuan tiga taenia mempunyai bermacam-macam posisi: antesekal, retrosekal, anteileal, retroileal, dan pelvinal setelah ditemukan, sekum dipegang  dengan darm pinset dan  ditarik keluar, dengan kassa basah sekum dikeluarkan kearah mediokaudal → sekum yang telah keluar dipegang oleh asisten dengan ibu jari berada di atas.
  • Mesenterium dengan ujung apendiks di pegang dengan klem Kocher → mesoapendiks dipotong dan diligasi sampai pada basis apendiks dengan silk 3/0.
  • Pangkal apendiks di crush dengan klem kocher → bekas crush diikat dengan silk 3/0.
  • Dibuat jahitan pursestring pada serosa sekitar pangkal appendiks dengan silk 3/0.
  • Bagian distal dari ikatan pada pangkal apendiks diklem dengan Kocher dan diantara klem kocher dan ikatan tersebut apendiks dipotong dengan pisau yang telah diolesi iodium.
  • Sisa apendiks ditanam di dalam dinding sekum dengan pertolongan pinset anatomis didorong ke dalam dan jahitan pursestring dieratkan.
  • Sekum dimasukkan ke dalam rongga perut.
  • Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis sbb:
  1. Peritoneum → jelujur dengan PGA 3/0.
  2. MOI dan M. Transversus Abdominis →  jelujur dengan PGA 3/0.
  3. MOE beserta aponeurosisnya → jelujur dengan PGA 3/0.
  4. Lemak → jelujur dengan chromic 2/0
  5. Kulit → subtikuler dengan nylon 3/0
f. Komplikasi Operasi
  • Durante Operasi: perdarahan intra peritoneal, dinding perut, robekan sekum atau usus lain.
  • Pasca bedah dini: perdarahan, infeksi, hematom, paralitik ileus, peritonitis, fistel usus, abses intraperitoneal.
  • Pasca bedah lanjut : Streng ileus, hernia sikatrikalis.
g. Mortalitas
  • 0,1 % → jika appendiks tidak perforasi
  • 15% → jika telah terjadi perforasi
  • Kematian tersering ok sepsis, emboli paru, atau aspirasi.
h. Perawatan pasca bedah
  • Hari I operasi → infus menurut kebutuhan sehari ±2-3 liter RL dan D5%.
  • Appendicitis tanpa perforasi : AB hanya 1 x 24 jam.
  • Appendicitis dengan Perforasi : AB hingga gejala klinis infeksi reda dan laboratorium normal.
  • Mobilisasi secepatnya setelah sadar → menggerakkan kaki, miring kekiri dan kanan bergantian dan duduk.
  • Penderita boleh jalan pada hari I  pasca bedah.
  • Makanan peroral → dimulai dengan minum sedikit-sedikit (50 cc) tiap jam apabila sudah ada aktivitas usus (flatus dan bising usus (+)).
  • Bila dengan minum → penderita tidak kembung maka pemberian makanan peroral dimulai.
  • Jahitan diangkat hari 5–7 pasca bedah.
i. Follow-Up
Kondisi luka, kondisi abdomen, serta kondisi klinis penderita secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar