PLIKASI DIAFRAGMA
Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan guna lebih
mendatarkan diafragma yang sebelumnya cembung dengan cara jahitan
plikasi/lipatan pada kasus eventerasio diafragmatika.
b. Ruang lingkup
Keadaan bayi dilahirkan didapati
keluhan sulit benafas dan kadang saat persalinan mengalami cidera saraf
saat akan melahirkan bahu, didapati suara peristaltik pada regio thorak dan
pada radiologi didapati gambaran diafragma yang sangat mencembung karena
didorong organ gastrointestinal dan letaknya tinggi serta pada fluroscopi
didapati gerakan difragma paradoksal
c. Indikasi operasi
- Gejala Klinis: distres pernafasan, sianosis
- Radiologis didapati gambaran diafragma yang sangat mencembung karena didorong organ gastrointestinal dan letaknya tinggi serta pada fluroscopi didapati gerakan difragma paradoksal
d. Kontra indikasi
operasi
- Ada kondisi lain/kelainan bawaaan lainnya yang tidak memungkinkan dilakukannya operasi
- Kondisi umum Jelek
e. Pemeriksaan
Penunjang
Foto polos toraks, USG, CT-scan
Teknik Operasi
- Posisi Supine
- Irisan transversal supra umbilikal atau irisan sub costal (sephrone insisi) → perdalam sampai membuka peritoneum identifikasi diafragma kemudian lakukan jahitan plikasi/lipataan mulai dari posisi antero lateral sampi posteromedial sisi diafragma sampai diafragma mendatar.
f. Komplikasi operasi
Saat operasi
Perdarahan
Komplikasi pasca operasi
Kerusakan jahitan plikasi/repair →
akan menyebabkan eventrasio berulang sehingga memerlukan tindakan plikasi
diafragma ulang.
g. Mortalitas
Kurang dari 2%
h. Perawatan
Pascabedah
Awal–awal pasca operasi usahakan
memakai ventilator untuk mengontrol pernafasan, sampai benar-benar pernafasan
menjadi adekuat, umumnya dilakukan perawatan selama 7 (tujuh) hari.
i. Follow-up
Dinilai adakah tanda-tanda kesulitan
bernafas, infeksi pernafasan berulang dan apakah terjadi eventerasi berulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar