OPERASI
HERNIA DIAFRAGMATICA TRAUMATIKA
Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan guna
menutup defek diafragma yang ruptur dengan cara jahitan simple interrupted pada
kasus traumatik hernia.
b. Ruang lingkup
Keadaan bayi atau anak didapati
keluhan sulit bernafas dan terjadi karena peningkatan tekanan
intraabdominal yang mendadak yang menyebabkan robekan diafragma terutama sisi
posterolateral kiri; dan terjadinya herniasi isi abdomen ke rongga toraks dapat
segera atau delayed 1-2 hari, beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian,
didapati suara peristaltik pada regio toraks dan pada USG atau radiologi dapat
membedakan antara cairan dan organ berongga/gastrointestinal.
c. Indikasi operasi
- Gejala klinis: distres pernafasan, sianosis
- USG atau radiologi didapat cairan dan organ berongga /gastrointestinal intratorakal
d. Kontra indikasi
operasi
- Ada kondisi lain/kelainan bawaaan lainnya yang tidak memungkinkan dilakukannya operasi
- Kondisi umum Jelek
e. Pemeriksaan
Penunjang
Foto polos toraks, foto upper GI
dengan kontras
Teknik Operasi
- Posisi Supine.
- Lakukan irisan kocher atau subcostal kiri → perdalam sampai membuka peritoneum
- Identifikai diafragma kemudian lakukan reposisi organ.
- Jahitan ruptur/robekan diafragmanya mulai dari posisi antero lateral sampai posteromedial sisi diafragma sampai diafragma intak.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis
f. Komplikasi operasi
Perdarahan
Komplikasi pasca operasi
Kerusakan jahitan plikasi/repair →
akan menyebabkan herniasi berulang sehingga memerlukan tindakan ulang.
g. Mortalitas
Kurang dari 2%
h. Perawatan
Pascabedah
Awal–awal pasca operasi usahakan
memakai ventilator untuk mengontrol pernafasan, sampai benar-benar pernafasan
adekuat, umumnya dirawat selama 7 hari
i. Follow-up
Dinilai adakah tanda-tanda kesulitan
bernafas, infeksi pernafasan berulang dan apakah terjadi herniasi berulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar