Jumat, 28 Februari 2014

OPERASI HERNIA DIAFRAGMATICA TRAUMATIKA



OPERASI HERNIA DIAFRAGMATICA TRAUMATIKA
Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan guna menutup defek diafragma yang ruptur dengan cara jahitan simple interrupted pada kasus traumatik hernia.
b. Ruang lingkup
Keadaan bayi atau anak didapati keluhan sulit bernafas  dan terjadi karena peningkatan tekanan intraabdominal yang mendadak yang menyebabkan robekan diafragma terutama sisi posterolateral kiri; dan terjadinya herniasi isi abdomen ke rongga toraks dapat segera atau delayed 1-2 hari, beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian, didapati suara peristaltik pada regio toraks dan pada USG atau radiologi dapat membedakan antara cairan dan organ berongga/gastrointestinal.
c. Indikasi operasi
  • Gejala klinis: distres pernafasan, sianosis
  • USG atau radiologi didapat cairan dan organ berongga /gastrointestinal intratorakal
d. Kontra indikasi operasi
  • Ada kondisi lain/kelainan bawaaan lainnya yang tidak memungkinkan dilakukannya operasi
  • Kondisi umum Jelek
e.   Pemeriksaan Penunjang
Foto polos toraks, foto upper GI dengan kontras
Teknik Operasi
  • Posisi  Supine.
  • Lakukan irisan kocher atau subcostal kiri → perdalam sampai membuka peritoneum
  • Identifikai diafragma kemudian lakukan reposisi organ.
  • Jahitan ruptur/robekan diafragmanya mulai dari posisi antero lateral sampai posteromedial sisi diafragma  sampai diafragma intak.
  • Luka operasi dijahit lapis demi lapis
f. Komplikasi operasi
Perdarahan
Komplikasi pasca operasi
Kerusakan jahitan plikasi/repair → akan menyebabkan herniasi berulang sehingga memerlukan tindakan ulang.
g. Mortalitas
Kurang dari 2%
h. Perawatan Pascabedah
Awal–awal pasca operasi usahakan memakai ventilator untuk mengontrol pernafasan, sampai benar-benar pernafasan adekuat, umumnya dirawat selama 7 hari
i. Follow-up
Dinilai adakah tanda-tanda kesulitan bernafas, infeksi pernafasan berulang dan apakah terjadi herniasi berulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar