Jumat, 28 Februari 2014

OPERASI TUMOR RETROPERITONEAL



OPERASI TUMOR RETROPERITONEAL
Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan dengan membuka dinding depan abdomen untuk menentukan staging, dan melakukan biopsi atau mengangkat tumor retroperitoneal seperti: wilms tumor, neuroblastoma, teratoma
b. Ruang lingkup
Seorang anak yang mengalami benjolan di perut yang asimptomatik, kadang anak mengalami malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri perut, demam dan hematuria. Untuk membantu penegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang VC, USG dan CT SCAN abdomen dengan kontras.
c. Indikasi operasi
Tumor retroperitoneal
d. Pemeriksaan Penunjang
VC, Foto polos, USG, CT scan
Teknik Operasi
  • Desinfeksi lapangan operasi dengan antiseptic →  dipersempit dengan linen steril.
  • Irisan bisa midline incisions, upper transverse incisions, lower transverse incisions; dengan mempertimbangkan accessibility dan extensibility.
  • Untuk teknik midline incisions, dilakukan irisan mulai dari inferior prosesus xyphoideus mengikuti linea alba sampai 1 cm superior simfisis ossis pubis dengan menghindari umbilicus → dilanjutkan irisan di subkutis sampai tampak fascia.
  • Fascia diiris secukupnya → dilanjutkan pemotongan fascia dengan gunting jaringan sampai tampak mm. rectus abdominis → splitting pada otot tersebut.
  • Lemak preperitoneal disisihkan sampai terlihat peritoneum parietale.
  • Peritoneum di buka dengan gunting → dengan perlindungan tangan operator peritoneum dibuka sepanjang irisan.
  • Kedua tepi luka dipasang hak untuk memperluas akses kerongga abdomen dilanjutkan dengan tindakan explorasi dan biopsi atau pengangkatan tumor.
  • Penutupan luka operasi dimulai dengan menjahit peritoneum dengan catgut plain secara continous- locking, kemudian kedua otot rectus abdominis di jahit dengan catgut plain secara simple interrupted.
  • Fascia dijahit dengan vycril secara continous-locking;
  • Lemak subkutis dijahit dengan catgut plain simple interrupted.
  • Kulit dijahit dengan vycril secara subcuticuler jika operasi nonkontaminasi, tetapi jika kontaminasi dengan monofilament non absorbable atau silk secara simple interrupted.
  • Untuk teknik upper transverse incisions dilakukan irisan 2 jari di superior umbilicus transversal, diperdalam sampai lemak subkutis hingga tampak fascia; dilakukan irisan pada fascia.
  • Otot rectus abdominis dan otot obliqus externus, internus dan transversus abdominis  dipotong dengan electrocauter yang juga berguna untuk mengendalikan perdarahan.
  • Peritoneum parietale di buka dengan gunting jaringan, kemudian dengan perlindungan tangan operator peritoneum dibuka sepanjang irisan.
  • Ligamentum teres hepatis dipotong dan di ligasi dengan silk.
  • Kedua sisi luka operasi dipasang hak dan dilakukan tindakan explorasi dan biopsi atau pengangkatan tumor.
  • Penutupan luka operasi dimulai dengan menjahit peritoneum dengan catgut plain secara continous- locking, kemudian jaringan  otot  abdominis di jahit dengan catgut plain/vycril secara simple.
  • Penjahitan lemak subcutis dengan catgut  plain secara simple intrupted
  • Kulit dijahit dengan vycril secara subcuticuler jika operasi nonkontaminasi, tetapi jika kontaminasi dengan monofilament non absorbable atau silk secara simple interrupted.
e. Komplikasi operasi
Komplikasi dini → perdarahan
komplikasi lanjut → infeksi luka operasi, dehisensi, burst abdomen, peritonitis umum, fistel enterokutan, hernia incisionalis.
f. Mortalitas
Kurang dari 2%
g. Perawatan Pascabedah
Pasca bedah penderita dirawat dengan diobservasi kemungkinan tanda tanda komplikasi dini, dengan monitor vital sign, local abdomen dan produk drain intraperitoneal. Lama perawatan tidak bisa ditentukan secara pasti. Drain dilepas jika kondisi local baik dan produk minimal.
h. Follow-up
Penderita pasca laparotomi di monitor :
  • Keadaan umum
  • ABCD/ vital sign
  • Tanda-tanda perdarahan intraperitoneal
  • Tanda-tanda peritonitis generalisata
  • Tanda-tanda obstruksi usus
  • Follow up hasil patologi anatomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar